Friday, January 29, 2010

La Tahzan, Dinda..

i'm pretty sure, we have ever made mistakes.

we possess fault, fatounesness, indencency or might be crime.
we did that, for many times.

siapapun itu -tanpa terkecuali- pasti pernah menjadi orang jahat.

entah hanya karena bergunjing
entah karena rasa kesal lalu mengumpat
entah karena amarah lalu memukul
entah karena iri lalu memprovokasi
atau mungkin hanya karena satu kesalahan kecil lalu mendendam.

semua itu perbuatan jahat kan?? setidaknya itu oposit dari sifat baik yang udah kita pelajari di norma agama atau sosial.

begitupun gue.
gue pernah melakukan hal itu.
gue pernah menjadi bagian dari itu
dan gue pernah menjadi korban dari itu.

i've done it, i've been there and i was the victim

but then.. being a victim holds the best part, especially for me.

menjadi korban dari sebuah kejahatan mungkin ga enak, tapi ternyata -menurut gue- itu adalah bagian yang terbaik dari yang ada.

not gonna be hypocrite, i've done so many stupid silly mistakes. big or little, forgiven or unforgiven, and accidently or coincidencely. i've fallen to the deepest hole, to the darkest side and passed the worst time without someone else by my side or let's say, alone.

saat gue merasakan hal itu dan ada di situ, gue merasakan sedih yang luar biasa. marah, benci, putus asa, pasrah, kecewa, semua campur aduk. gue ga tau harus apa dan gimana untuk memperbaiki keadaan, gue ga tau gimana caranya bisa lewatin itu semua dan yang terburuk adalah karena gue ga punya mesin waktu untuk pergi ke masa yang akan datang dan kabur dari masa suram itu. yang gue bisa lakuin hanyalah melewati itu semua dengan ikhlas dan sabar.

disaat gue mencapai titik pasrah terbawah dengan rasa putus asa, akhirnya gue tau kemana gue harus lari, mengadu dan berdoa. Zat yang siap di datangi untuk menangis hanya untuk menyesali perbuatan atas kesalahan diri sendiri dan Zat yang selalu ada 24 jam dengan jaminan terkabulnya keinginan, Allah Swt. Zat yang Maha Mengetahui segala hal yang ga gue ketahui, Zat yang Maha mendengar setiap teriakan yang tak terdengar, Zat yang Maha Mengasihi setiap insannya dan Zat Penyembuh yang akan menyembuhkan luka di hati gue.

sebagai seorang muslim, tentunya gue ngelakuin rutinitas ibadah gue, tapi terkadang ada saat saat dimana kita sangat membutuhkan-Nya melebihi rutinitas yang ada. maka dengan hati penuh gelisah, kecewa, putus asa dan ga tentu arah, gue buat janji dengan Allah untuk bertemu di 1/3 malam terakhir selama satu minggu secara rutin. disitulah gue berkonsultasi sama Allah, gue menangis, mengadu, meraung, terisak, mengakui, menyesal dan meminta pertolongan jalan untuk gue tempuh. setelah solat tahajud, gue baca Qur'an dan tentunya dengan keadaan menangis. dengan cahaya temaram seadanya, gue berusaha menahan rintihan suara dari lafadz ayat-ayat yang gue ucapkan.

datanglah malam ketiga. the night when i reached the lowest desperate point of all. kayaknya malam itu gue bener-bener putus asa dan PASRAH. pasrah seada-adanya. air mata gue melebihi malam biasanya, gue nangis lebih berat dari biasanya dan berdoa lebih panjang dari malam-malam sebelumnya.

tapi seperti malam-malam sebelumnya, gue masih nyempetin diri gue untuk ngaji. gue pun ngaji lebih banyak dari biasanya. dengan keadaan yang kaya gitu, gue ngaji dengan air mata yang bercucuran seakan-akan setiap ayat yang gue lafadzkan adalah kalimat Allah yang sedang nasihatin gue. gue ga tau terjemahan ayat-ayat itu bahkan gue ga ngecek itu surat apa, tapi beneran, disaat gue ngaji gue merasa Allah lagi ngobrol sama gue.

sampai akhirnya tiba di satu ayat yang SAYANGNYA ga gue inget surat apa dan ayat apa tapi gue inget banget bunyi bagian dari ayat itu

"La Tahzan.................." (masih ada terusannya)


pas gue baca potongan ayat itu, mendadak gue berhenti, kaget dan nangis sejadi-jadinya.
gue nangis terisak-isak dan berusaha mencoba ngulang potongan ayat itu lagi

"La Tahzan.. La Tahzan.. La Tahzan.."



Masya Allah, saya tau itu arti dari ayat itu!
itu artinya "JANGAN BERSEDIH"

...dan gue terseyum dalam tangis gue.


gue tersenyum sambil menangis dengan perasaan yang luar biasa lega. untuk terus meyakini, gue ulang sampai tiga kali potongan kalimat itu. setelah cukup yakin, akhirnya gue melanjutkan ayat itu sampai selesai dengan sedikit terbata bata dan gue ulang lagi ayat itu -sekali lagi- untuk meyakini diri gue dengan kejadian yang luar biasa ini. setelah ayat itupun habis, gue mutusin untuk menyudahi ngaji gue dan lantas bicara dalam hati dengan keadaan menangis ;

"Ya Allah, Saya sedang berkomunikasi dengan Engkau!"

Allah lagi ngomong sama gue!
Allah bilang "JANGAN BERSEDIH"


Allah dengar gue dan Allah sedang berbicara sama gue............

setelah tangis karena kaget dan rasa syukur, gue pun sujud. sujud memohon ampun atas semua kesalahan gue dan kelalaian gue dalam menjalankan perintah-Nya. bagaimana Dia bisa begitu baik sama gue sedangkan kadang gue mangkir dari perintah-Nya?? bagaimana Allah mau berdialog sama gue lewat ayat-ayat-Nya hanya dengan ketidaksengajaan gue yang melanjutkan ayat-ayat yang lagi gue ngajiin?

Allah Ya Karim.. Allah Ya Rahman.. Allah Ya rahim..

di titik terendah kepasrahan dan keputus asa-an gue, Allah bilang ke gue "Jangan bersedih, Dinda"

Subhanallah.....

dan dengan kejadian itu akhirnya gue yakinin sesuatu :
ALLAH PUNYA RAHASIA, ALLAH PUNYA CARA, ALLAH SELALU ADA.

dengan keyakinan itu pula lah gue yakin bahwa gue bisa ngelewati ini semua dengan pertolongan Allah. ada jalan keluar dari setiap masalah. ada cara untuk menyelesaikan masalah dan kita harus percaya bahwa Allah selalu ada untuk kita karena hanya Allah lah yang tau segala rahasia.

setelah keyakinan itu, hal yang lain yang gue lakukan adalah me-review semua kesalahan yang gue perbuat. nangis? of course. menyesal? pasti. tapi yang terpenting yang gue dapet adalah menyadari dan mengakui semua kesalahan gue juga merubah diri gue untuk ga melakukan hal yang itu lagi.

bahwa ternyata menjadi korban dari kejahatan itu ga enak, maka dari itu gue ga mau melakukannya lagi.

bahwa ternyata, hal itu salah maka gue ga mau melakukannya lagi.

bahwa ternyata memprovokasi dan ikut terprovokasi itu hal yang bodoh, maka gue ga akan melakukannya lagi.


bahwa ternyata men-judge orang lain tanpa alasan hanya karena omongan orang lain itu salah, maka gue ga boleh melakukannya.

bahwa ternyata kita bisa belajar dari kesalahan orang lain tanpa harus merasakan sakitnya jatuh ke dalam lubang hitam

bahwa ternyata ini adalah balasan dari kejahatan yang pernah gue perbuat.

bahwa ternyata Allah itu Ada, Allah itu Maha Mendengar dan Allah berjanji bahwa "setiap kejahatan akan dibalas kejahatan, tapi sebaliknya kebaikan akan dibalas dengan beribu kebaikan"

dari situlah gue bersyukur pernah menjadi korban kejahatan orang lain. kenapa?
karena saat menjadi korban kejahatan orang lain gue mendapatkan pelajaran yang luar biasa dan tiada duanya.
karena akhirnya gue menyadari bahwa kejahatan yang menimpa gue adalah balasan dari kejahatan yang gue perbuat
karena setelah mengalami ini saya selalu yakin Allah itu ada sampai akhirnya saya mempunyai doa tetap di setiap solat saya.

dan yang terpenting..

karena saya bisa berdialog dengan Tuhan saya secara langsung, Allah Ya Rahman




"Ya Allah, kuatkanlah Iman Islamku dan tetapkanlah Islam sebagai agamaku sampai nafas terakhirku"
Dinda Zein



ps : this is true story. this is mine :)

 
Template by suckmylolly.com - background image by elmer.0